Pengamat Kebijakan Energi yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan
Publik Sofyano Zakaria membongkar polemik besarnya anggaran subsidi BBM.
Dia mengingatkan pemerintahan Jokowi-JK jika menaikkan harga BBM
subsidi, otomatis akan dicap tidak pro rakyat.
Masalahnya bukan di situ saja, menaikkan harga jual BBM subsidi di
saat harga minyak dunia turun dan kini di posisi USD 80 per barel akan
dipermasalahkan oleh DPR. Sebab, harga minyak dunia jauh di bawah
patokan harga minyak Indonesia atau ICP yang ditetapkan dalam APBN.
"Pihak yang kontra dengan kebijakan untuk menyesuaikan harga jual BBM
bersubsidi akan menggunakan patokan ICP yang disyaratkan dalam UU APBN.
Ini sebagai senjata pamungkas menentang kebijakan Pemerintahan siapapun
juga," ucap Sofyano di Jakarta, Minggu (9/11).
Melihat realita turunnya harga minyak dunia, pemerintah disarankan
mempertimbangkan membuat peraturan yang mampu mengurangi besaran subsidi
BBM dengan membuat Peraturan Menteri ESDM yang melarang penjualan BBM
subsidi terhadap kendaraan milik pribadi, milik pemerintah dan BUMN
serta BUMD juga milik TNI, Polri.
"Lahirnya Permen ESDM tersebut diharapkan menetapkan bahwa BBM
subsidi hanya boleh dipergunakan untuk kendaraan angkutan umum pelat
kuning dan sepeda motor saja," tegasnya.
Permen ESDM semacam Ini sudah pernah dibuat di masa Pemerintahan SBY
dengan melahirkan Peraturan Menteri ESDM no 1 tahun 2013 yang tidak
membolehkan penggunaan BBM subsidi bagi kendaraan perkebunan dan
angkutan pertambangan. Payung hukum ini dinilai mampu mengurangi besaran
subsidi BBM.
"Membuat PerMen ESDM nyaris zero resistensi ketimbang menaikkan
harga, yang sudah pasti akan diboikot oleh pihak koalisi Merah Putih
maupun kader Partai Pendukung Pemerintah termasuk juga dari para tokoh
masyarakat dan mahasiswa," tambahnya.
Pekerjaan rumah lainnya adalah menghindari penyelewengan BBM subsidi
jenis solar yang diperuntukkan bagi kendaraan angkutan umum. BBM subsidi
jenis ini terbanyak diselewengkan. Pemerintah harus tetap melakukan
pengawasan dan pengendalian jumlah pembelian dengan menggunakan RFID.
"Pemerintah juga harus memperketat pengawasan penjualan bbm jenis
solar dengan melibatkan aparat kepolisian untuk ketat melakukan
pengawasan pada seluruh SPBU yang menjual solar."
Menekan penyelewengan BBM subsidi jenis solar akan menghasilkan
penghematan anggaran yang signifikan. Diperkirakan lebih kurang sekitar
40 persen BBM jenis solar, berpotensi diselundupkan ke penggunaan
industri di daratan dan transportasi laut. Kalau Pemerintah berhasil
membasmi tuntas mafia BBM subsidi, ini bisa mengatasi problem anggaran
yang selama ini terbebani alokasi subsidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar